KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke
hadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Katalis pada PLTN dan
Katalis pada Lingkungan” ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Selama tim menyusun makalah ini, kami telah mendapatkan pembelajaran dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah
SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami
2.
Ibu Tutik Purwanti S.T
selaku guru pembimbing yang
senantiasa membantu kami saat mengalami kesulitan
3. Rekan siswa yang telah memotivasi penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwasannya masih banyak sekali
kekurangan pada makalah
ini, oleh karenanya penyusun sangat berharap adanya saran, kritik, maupun
respon yangbersifat membangun guna
perbaikan di masa yang mendatang serta sebagai bahan evaluasi . Akhir kata,
semoga makalah yang sederhana ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bogor,
Oktober 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Dewasa
ini, banyak sekali proses-proses industri yang didasarkan oleh berbagai reaksi
kimia dengan bantuan katalis. Fenomena katalisis pada dasarnya
adalah kemampuan untuk meningkatkan laju reaksi kimia, atau mempercepat
tercapainya kesetimbangan kimia dengan penurunan energi aktivasi suatu proses
reaksi. Katalis
sendiri terlibat dalam reaksi tetapi tidak dikonsumsi dalam reaksi karena pada
akhir reaksi katalis akan di regenarsi kembali. katalisis memiliki peran
penting untuk menghemat energi produksi, selektivitas produk, pemanfaatan
sumber daya yang terbatas dan tanggung jawab terhadap keberlangsungan
lingkungan dalam jangka panjang. Dalam proses industri kimia, konsep katalisis
merupakan wujud konversi energi secara modern yang memperhatikan efisiensi
produk ( dengan meminimalisir produk samping) dan berdasar pada konsep
teknologi yang memperhatikan keberlangsungan lingkungan. Katalis merubah
kinetika reaksi, namun tidak mengubah termodinamikanya. Hal ini dicapai dengan menggunakan senyawa
yang disebut katalis. Salah satu aplikasinya
adalah katalis pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan katalis pada
lingkungan.
1.2
SASARAN dan TUJUAN
1.
Dapat
mendeskripsikan pengertian/definisi katalis
2.
Memahami reaksi
katalis pada PLTN dan pada Lingkungan
3. Mengetahui
jenis katalis yang digunakan dalam Industri Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
dan dalam kegiatan pengendalian pencemaran.
4. Mengetahui
kegunaan/fungsi katalis dalam industri Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir dan
dalam kegiatan pengendalian pencemaran.
BAB II
KAJIAN
TEORI
2.1 PENGERTIAN KATALIS
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi yang
mempunyai tujuan memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat
dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen. Fungsi katalis adalah
memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil
energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru.
Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat
berlangsung lebih cepat.
2.2. PENGENALAN
PLTN
Masyarakat pertama kali mengenal
tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang
dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945.
Disamping sebagai senjata pamungkas yang dahsyat, sejak lama orang telah
memikirkan bagaimana cara memanfaatkan
tenaga nuklir untuk kesejahteraan manusia. Sampai saat ini tenaga nuklir,
khususnya zat radioaktif telah dipergunakan secara luas dalam berbagai
bidang, antara lan bidang
industri, kesehatan, pertanian, peternakan, sterilisasi produk farmasi dan alat
kedokteran, pengawetan bahan makanan, bidang hidrologi, yang merupakan aplikasi
teknologi nuklir untuk non energi.
Salah satu pemanfaatan teknik
nuklir, yaitu dalam bidang energi saat ini sudah berkembang dan dimanfaatkan
secara besar-besaran dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN),
dimana tenaga nuklir digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang relatif
murah, aman, dan tidak mencemari lingkungan.Pemanfaatan teknik nuklir dalam
bentuk PLTN mulai dikembangkan secara komersial sejak tahun 1954.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 DASAR
TEORI
Nuklir merupakan istilah yang berhubungan dengan inti
atom yang tersusun atas dua buah partikel yaitu proton dan neutron. Reaksi
nuklir adalah proses dimana partikel nuklir bertabrakan untuk menghasilkan
produk yang berbeda dari partikel awal. Bahan bakar yang digunakan untuk
melakukan reaksi nuklir adalah Uranium dan tidak dapat menggunakan sembarang
unsur. Umumnya Uranium yang digunakan adalah Uranium-235(92U235)
yang merupakan isotop dari uranium-238(92U238). Ada dua
macam reaksi pada nuklir yaitu reaksi fisi ( pembelahan inti) dan reaksi fusi
(penggabungan inti). Reaksi fisi adalah
reaksi pembagian atom menjadi lebih kecil dan reaksi fisi menggunakan neutron
untuk memecah/membagi atom menjadi kecil supaya masuk ke inti. Sedangkan reaksi
fusi itu reaksi atomnya bergabung.
Gambar
3.1 Batu Uranium
a.
Reaksi Fisi
Reaksi dimana atom inti terbagi
menjadi bagian yang lebih kecil, melepaskan sejumlah energi yang besar dalam
prosesnya. Umumnya hal ini dilakukan dengan “menembak” sebuah neutron pada inti
dalam sebuah atom. Energi dari “neutron” peluru menyebabkan elemen sasaran
dipecah dua atau lebih elemen yang lebih ringan dari atom. Saat partikel
neutron ini menembus inti Uranium maka inti tersebut akan tereksistasi dan
menjadi tidak stabil dan akan kehilangan bentuk asalnya. Inti akan membelah
menjadi unsur-unsur yang lebih kecildengan melepaskan energi dalam bentuk bentuk
panas, sekaligus melepaskan 2-3 neutron. Saat inti mengalami perubahan bentuk,
inti memancarkan radiasi-radiasi alfa, beta, dan gamma.
Selama fisi dari Uranium-235, tiga
neutron dilepaskan dua atom. Jika neutron berbenturan dengan inti U-235
didekatnya, mereka dapat merangsang fisi dari atom-atom dan memulai reaksi berantai
nuklir. Reaksi berantai ini adalah dasar dari tenaga nuklir. Sebagian atom
uranium terus membelah, sejumlah besar yang dilepaskan dari reaksi. Panas yang
dilepaskan dari reaksi ini digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Unsur
yang sering digunakan dalam reaksi fisi nuklir adalah plutonium dan Uranium
(terutama plutonium-239 dan Uranium-235).
Salah satu contoh dari reaksi fisi
adalah reaksi fisi pada partikel Uranium-235 yang ditumbuk oleh sebuah neutron
yang bergerak pelan proses penyerapan neutron oleh Uranium-235 mengakibatkan
terbentuknya partikel Uranium-236 yang tidak stabil sehingga terbelah menjadi
partikel kripton-92, barium-141, dan beberapa neutron bebas serta sejumlah
energi. Reaksi fisi dapat berlangsung secara terus-menerus yang biasa disebut
dengan reaksi rantai. Energi yang dihasilkan dari reaksi ini dapat dikonversi
menjadi energi listrik pada sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Untuk reaksi fisi dua syarat harus dipenuhi :
M Massa kritis dari substansi (jumlah minimun massa
diperlukan untuk fisi mandiri)
M Sebuah neutron yang relatif lambat diperlukan untuk
memulai proses
b.
Reaksi Fusi
Fusi nuklir adalah reaksi dimana dua
atau lebih inti bergabung bersama untuk membentuk elemen baru dengan yang lebih
tinggi nomor atomnya. Pada reaksi jenis ini inti-inti atom bergabung membentuk
inti atom yang lebih besar. Reaksi ini biasanya terjadi pada matahari atau
bintang-bintang dan ledakan bom hidrogen. Reaksi ini digolongkan dalam reaksi
endotermik (bereaksi dengan memerlukan energi). Dalam kasus reaksi fusi nuklir
jumlah bahan radioaktif sebagai limbah yang dihasilkan sangat kecil reaksi fusi
adalah metode yang ramah lingkungan menghasilkan tenaga nuklir. Bom hidrogen adalah contoh dari fusi
nuklir. Energi yang dilepaskan oleh fusi adalah 3-4 kali lebih besar dari
energi yang dilepaskan oleh fisi. Hal ini karena jumlah massa diubah menjadi
energi yang jauh lebih besar dalam reaksi fusi da pada reaksi fisi.
3.2 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) adalah stasiun
pembangkit listrik termal dimana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau
lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.
a.
Sejarah
Reaktor nuklir yang pertama kali membangkitkan listrik
adalah stasiun pembangkit percobaan EBR-I pada 20 Desember 1951 di Amerika Serikat. Pada 27 Juni 1954, PLTN
pertama didunia yang menghasilkan listrik untuk jaringan listrik (power grid)
mulai beroperasi di Obninsk, Uni Soviet. PLTN skala komersil pertama adalah
Calder Hall di Inggris.
b.
Jenis-jenis PLTN
PLTN dikelompokan berdasarkan jenis reaktor yang
digunakan. Tetapi ada juga PLTN ynag menerapkan unit-unit independen, hal ini
bisa menggunakan jenis reaktor yang berbeda. Sebagai tambahan, beberapa jenis
reaktor berikut ini, dimasa depan diharapkan mempunyai sistem keamanan pasif.
c.
Reaktor Fisi
Reaktor
daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi Fisi nuklir dari isotop fissil
Uranium dan Plutonium. Reaktor daya fisi dikelompokan lagi menjadi :
Ë Reaktor thermal
Menggunakan
moderator neutron untuk melambatkan neutron sehingga mereka dapat menghasilkan
reaksi fisi selanjutnya. Neutron yang dihasilkan dari reaksi fisi mempunyai
energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat, dan harus diturunkan energinya
atau dilambatkan (dibuat thermal) oleh moderator sehingga dapat menjamin
kelangsungan reaksi berantai. Hal ini berkaitan dengan jenis bahan bakar yang
digunakan reaktor thermal yang lebih memilih neutron lambat ketimbang neutron
cepat untuk melakukan reaksi fisi.
Ë Reaktor cepat
Menjaga
kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. Karena
reaktor cepat menggunakan jenis bahan bakar yang berbeda dengan reaktor
thermal, neutron yang dihasilkan direaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna
menjamin reaksi reaksi fisi tetap berlangsung. Boleh dikatakan, bahwa reaktor
thermal menggunakan neutron thermal dan reaktor cepat menggunakan neutron cepat
dalam proses reaksi fisi masing-masing.
Ë Reaktor subkritis.
Menggunakan
sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi berantai untuk menghasilkan
reaksi fisi. Hingga 2004 hal ini hanya berupa konsep teori saja, dan tidak ada
purwarupa yang diusulkan atau dibangun untuk menghasilkan listrik, meskipun
beberapa laboraturium mendemostrasikan dan beberapa uji kelayakan sudah
dilaksanakan.
d.
Reaktor Fusi
Fusi nuklir kemungkinan pelepasan energi yang besar
dengan hanya sedikit limbah radio aktif yang dihasilkan serta dengan tingkat
keamanan yang lebih baik. Namun demikian, saat ini masih terdapat
kendala-kendala bidang keilmuan, Teknik dan ekonomi yang menghambat penggunaan
energi fusi guna pembangkit listrik.
Gambar
3.2 Reaksi Fisi dan Reaksi Fusi
e.
Cara Kerja
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), misalnya, mengupayakan
untuk mengambil energi yang dilepas ketika sebuah inti atom pecah menjadi inti
atom yang lebih kecil (disebut reaksi fisi). Tempat terjadinya reaksi ini
didalam PLTN disebut reaktor. Reaksi tersebut harus dapat dikontrol oleh
operator (manusia), jika tidak maka terjadi reaksi berantai yang tak-terkendali
dapat berakibat fatal(seperti meledak).
Inti atom yang dipecah berasal dari atom yang tidak
stabil (radioaktif) seperti Uranium-235. U-235 adalah isotop Uranium yang
sangat reaktif terhadap reaksi berantai. Dalam tehnik nuklir, partikel yang
mampu memberikan reaksi berantai ini disebut fissile. Angka 235 adalah massa
atom yang menunjukan jumlah proton dan neutron dalam intinya. Proton dan
neutron adalah partikel penyusun inti atom, disebut nukleon.
Gambar 3.3 Proses PLTN
Gambar
3.4 Pemasangan Uranium
f.
Reaksi berantai
dari U-235
Untuk menghasilakan reaksi berantai, inti atom U-235
ditembak oleh sebuah neutron yang bergerak lambat (disebut “slow neutron” atau
juga “thermal neutron”. Kecepatan gerak neutron sesungguhnya dapat diatur,
tetapi telah dihitung sedemikian rupa sehingga reaksi berantai dari gerakan
neutron yang lambat lebih mudah dikontrol. Ketika slow neutron mengenai
targetnya, yaitu inti atom U-235, inti atom pecah menjadi dua buah inti atom
yang lain dan sejumlah neutron. Neutron-neutron hasil dari reaksi ini akan
mengenai inti atom U-235 lainnya dan begitu seterusnya. Inilah yang disebut
“reaksi berantai”.
Reaksi berantai harus dapat dikendalikan oleh operator,
dan oleh karena itulah kecepatan neutron pertama yang ditembakan harus rendah
supaya reaksi berantai yang dihasilkan dapat dikendalikan. Dalam bom nuklir,
justru butuh reaksi berantai yang tak terkontrol sehingga energi yang
dihasilkan sangat besar.
Gambar
3.5 reaksi berantai
g.
Prinsip dasar kerja
PLTN
Secara sederhana, skematik tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut. Reaksi fisi berantai terjadi di reaktor (C), dengan bahan
bakar U-235 dalam bentuk batangan (kira-kira sepanjang 2,5 cm). Batangan U-235
dikontrol oleh batang pengontrol (B). Operator menaik turunkan batang
pengontrol ini untuk mengontrol kecepatan reaksi berantai. Batang turun berarti
semakin cepat reaksi terjadi, begitu juga sebaliknya.
Energi
yang dihasilkan oleh reaksi fisi dibawa dalam bentuk panas oleh fluida khusus
ke tabung air (D). Panas ini mendidihkan air yang uapnya dibawa oleh pipa untuk
menggerakan turbin (H). Dibelakang turbin ada generator (G) yang mengubah
energi gerak mekanik menjadi listrik.
Uap
air yang telah menggerakkan turbin kehilangan panasnya dan berubah kembali
menjadi air. Untuk mempercepat proses pendinginan, air dingin dari menara air
(J) disalurkan lewat pipa (I). Air yang telah dingin dipompa ke (D). Begitu
seterusnya.
Keuntungan
PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah :
¦ Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi
normal) gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika generator diesel darurat
dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas.
¦ Tidak mencemari udara – tidak menghasilkan gas-gas
berbahaya seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen
oksida, partikulate/asap fotokimia.
¦ Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi
normal).
¦ Biaya bahan bakar rendah – hanya sedikit bahan bakar yang
diperlukan.
¦ Ketersediaan bahan bakar yang melimpah – sekali lagi,
karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan.
¦ Baterai nuklir.
Berikut
ini beberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN :
¦ Resiko kecelakaan nuklir – kecelakaan nuklir terbesar adalah
kecelakaan chernobyl (yang tidak mempunyai containment building).
¦ Limbah nuklir – limbah radioaktif tingkat tinggi yang
dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan tahun.
h.
limbah dari Nuklir
limbah
dari nuklir akan berbahaya dan beracun bila tidak ditangani dengan baik.
Radioaktivitas dari limbah nuklir akan membahayakan manusia dan lingkungan
dengan 2 cara yaitu :
Ë Radiasi Eksternal secara langsung dari gelombang sinar
panjang, hal ini mengakibatkan kerusakan pada sel-sel tubuh manusia dari luar
Ë Radiasi Internal jika material radioaktif memasuki tubuh
(melalui pernapasan, makanan, dsb) dimana radiasi gelombang pendek juga
menyebabkan kerusakan.
Limbah dari PLTN sejak 1985 disimpan / dibuang dalam
CLAB, yaitu tempat atau gudang yang letaknya dalam kolam air dibawah bukit batu
sedalam 25 m dari permukaan. Kemudian pada awal tahun 90-an, CLAb dikembangkan
menjadi encapsulation plant, yaitu tampat pembuangan / penyimpanan yang
dilengkapi kapsulatau tembaga sebagai tempat spent fuel (limbah PLTN) kemudian
dipendam dalam lobang dibawah terowongan dengan kedalaman sekitar 500 m dalam
bedrock.
3.3 KATALIS
PADA LINGKUNGAN
Pencemaran limbah industri di
sungai-sungai Indonesia yang sudah lumayan memprihatinkan. Di Jawa Barat,
hampir semua sungai yang mengalir sudah tidak jernih lagi airnya alias
tercemar. Biodegradable detergents pun bila digunakan secara berlebihan akan tetap
merusak lingkungan karena ekosistem yang ada lepas tangan. Para pakar kesehatan
meyakini bahwa air yang sudah melalui proses penjernihan pun tetap memiliki
kandungan polutan yang infinitesimal dalam part per million (ppm) hingga part
per trillion (ppt). Walaupun sangat sedikit kandungan polutan yang ada tetap
dapat merusak proses metabolisme tubuh yang berujung pada tingkat intelektual,
imunitas, reproduksi, hingga tingkat molekular genetika.
1.
Kimia Hijau
Dalam beberapa dekade
terakhir, Green Chemistry Institut of the American Chemical Society terus
mendukung proyek-proyek yang peduli lingkungan. Salah satu proyek yang mcukup
berhasil adalah Carnegie Mellon University’s for Green Oxidation Chemistry.
Mereka berhasil mengembangkan katalis yang bekerja seperti enzim, katalis
tersebut dinamakan tetra-amida-macrocyclic ligand activators (TAML).
TAML yang bekerja bersama hidrogen
peroksida (H2O2) mampu meniru kerja enzim tubuh manusia untuk mengurangi toksin
yang berbahaya seperti pestisida, pewarna tekstil, dan deterjen. TAML mampu
menurunkan tingkat polusi bau, menjernihkan air, hingga bersifat desinfektan
dengan membunuh bakteri setingkat anthrax.
Saat TAML larut dalam air, hidrogen
peroksida mengaktifkan TAML dengan menggantikan ligan H2O dengan H2O2 pada
gugus TAML. Kemudian, H2O2 yang tidak stabil terurai kembali menjadi H2O
menyisakan atom oksigen. Oksigen ini saling tolak menolak dengan atom besi (Fe)
yang terdapat pada pusat TAML. Interaksi inilah yang membuat TAML aktif dan
mampu bekerja sebagaimana enzim ataupun scavenger radikal bebas yang dalam hal
ini polutan.
Aplikasi
Green Chemistry ini pun masih menyisakan suatu permasalahan tersendiri.
Masyarakat yang tidak pikir panjang dengan mudah asal buang limbah dengan angan
bahwa TAML dapat mengatasinya.
2.
TiO2
(Titanium Oksida)
Karena
industri–industri pun pasti mengeluarkan zat buang (limbah) yang dapat merusak lingkungan. Untuk itu, seiring perkembangan zaman,
sudah seharusnya manusia
mempelajari dan menerapkan cara untuk mengurangi dampak pencemaran. Salah
satunya dengan
senyawa-senyawa kimia yang membantu menangani permasalahan limbah, terutama
limbah cair. Salah
satu senyawa yang bisa membantu mengurangi dampak pencemaran adalah TiO2 Seperti reduksi
fotokatalitik terhadap limbah logam berat cair Chromium (VI) dengan
fotokatalisis TiO2.
Gambar
3.6. Titanium Oksida
Alasan
penulis memilih
senyawa TiO2 karena senyawa ini merupakan Material Cerdas berupa sensor cahaya
atau berupa
fotokatalis. Material Cerdas adalah material yang dapat merespon
suatu rangsangan tertentu dari lingkungannya
dan berakibat pada munculnya sifat-sifat tertentu dari material. Biasa
digunakan pada proses penanganan limbah. Titanium dioksida, atau biasa disebut Titania adalah serbuk berwarna putih.
TiO2 tidak menyerap
cahaya tampak tetapi mampu menyerap radiasi UV
sehingga dapat menyebabkan terjadinya radikal hidroksil pada pigmen sebagai fotokatalis. Partikel
TiO2 telah cukup lama digunakan sebagai fotokatalis pendegradasi berbagai
senyawa organik.
TiO2 juga bersifat nontoksik, memiliki sifat redoks, yaitu mampu mengoksidasi polutan organik dan mereduksi
sejumlah ion logam dalam laruatan. Selain murah, TiO2 tersedia secara komersial dan preparasinya
mudah dilakukan di laboratorium. Fotokatalis
adalah proses dimana suatu material bereaksi terhadap materi lain karena bantuan energi dari sinar UV.
Mengambil manfaat dari reaksi yang terjadi itu, titanium dioksida yang dilibatkan dalam sistem
fotokatalisis, memunculkan enzim aktif guna memecahkan atau menghantam bakteri,
bau. Tidak diragukan lagi bahwa TiO2 mampu mengkatalisis proses fotodegradasi
substratorganik. Tetapi penggunaan TiO2 secara langsung memberikan suatu permasalahan teknis karena TiO2 dalam air
membentuk partikel tak larut setingkat koloid yang tidak mudah dipisahkan dengan air. Hal inilah
yang menjadi pemikiran bahwa perlu adanya suatu
bahan pembawa TiO2 yang juga tidak larut dalam air, dapat dibuat berpartikel
lebih besar tetapi tidak tenggelam dalam air
(mengapung/ringan). Dalam penelitian ini digunakan pengemban Mg(OH)2.5H2O. Dimana dengan
penambahan tersebut ada beberapa kemungkinan
bentuk campuran, yaitu: TiO2-MgCO3, TiO2-MgO2, TiO2-MgO, TiO2-Mg(OH)2, atau pembentukan senyawa MgTiO3, Mg2TiO4, dan MgTi2O4.
BAB IV
PENUTUP
Alhamdulillah,
puji syukur kami ucapkan, berkat kehendak-Nyalah kami mampu menyusun makalah
ini hingga tuntas. Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut
serta berperan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Mudah-mudahan
makalah yang sederhana ini senantiasa memberikan manfaat bagi kita semua. Selanjutnya pada bagian akhir ini penyusun akan menuliskan intisari atau
kesimpulan dari seluruh materi yang telah dibuat.
Kesimpulan :
1.
Katalisator
adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi yang mempunyai tujuan
memperbesar kecepatan reaksi
2.
Nuklir merupakan
istilah yang berhubungan dengan inti atom yang tersusun atas dua buah partikel
yaitu proton dan neutron
3.
Ada dua macam
reaksi pada nuklir yaitu reaksi fisi ( pembelahan inti) dan reaksi fusi
(penggabungan inti)
4.
Pembangkit listrik
tenaga nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik termal dimana panas yang
dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik
5.
Tetra-amida-macrocyclic ligand activators (TAML)
merupakan katalis yang bekerja seperti enzim.
6.
Salah satu senyawa yang bisa
membantu mengurangi dampak pencemaran adalah TiO2 (Titanium Oksida) Seperti reduksi fotokatalitik terhadap limbah logam berat cair
Chromium (VI) dengan fotokatalisis TiO2.
DAFTAR PUSTAKA