Keragaman Suku Bangsa di Provinsi DKI Jakarta
Pada
awalnya, Jakarta dihuni oleh orang - orang Sunda, Jawa, Bali, Melayu, Maluku,
dan beberapa suku lain. Selain itu, ada juga orang - orang Cina, Portugis,
Belanda, Arab, dan India. Suku yang dianggap sebagai penduduk asli Jakarta
adalah suku Betawi. Suku Betawi merupakan hasil perpaduan antaretnis dan bangsa
di masa lalu. Saat ini, suku bangsa yang ada lebih banyak lagi. Jakarta menjadi
miniatur Indonesia. Hampir semua suku bangsa yang ada di Indonesia kita jumpai
di Jakarta. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2000, suku Jawa merupakan suku
terbesar disusul suku Betawi, dan suku Sunda. Selain itu masih ada orang Aceh,
Batak, Minang (Padang), Madura, Bali, Makasar, Flores, Ambon, dan lain - lain.
Bahasa
resmi yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia. Bahasa percakapan
sehari - hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi. Bahasa daerah juga
digunakan oleh kelompok penduduk yang berasal dari daerah lain. Misalnya saja
bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Minang, bahasa Batak, bahasa Madura, bahasa
Bugis, dan bahasa Tionghoa.
Agama
yang dipeluk penduduk Jakarta cukup beragam. Berikut ini jumlah penganut agama
berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000.
- Penganut agama Islam (85,75 persen)
- Kristen Protestan (6 persen),
- Katolik (4,03 persen),
- Budha (3,75 persen),
- Hindu (0,13 persen).
Berbagai tempat peribadatan dijumpai
di Jakarta. Antara lain masjid, gereja, pura, vihara, dan kelenteng. Di Jakarta
juga ada satu sinagoga. Sinagoga adalah tempat ibadah penganut agama Yahudi.
Sinagoga itu digunakan oleh pekerja - pekerja asing yang menganut agama Yahudi.
- Tari Topeng, Ondel - Ondel, Sambrah, Cokek, Doger dan Ogel, Sembah Nyai, Sirih Kuning dan sebagainya.
- Musik tanjidor, kroncong, gambus, rebana, dan gambang kromong.
- Pertunjukan lenong, wayang sumedar, wayang senggol, da wayang dermuluk.
- Lagu daerah Kicir - Kicir, Jali - Jali, Lenggang Kangkung, Burung Putih, Pulo Angsa Dua, Sirih Kuning, dan Cik Minah.
Selain
itu, sering juga ditampilkan kesenian tradisional suku - suku lain. Misalnya,
pertunjukan wayang kulit dan kuda lumping (Jawa), wayang golek (Sunda), dan
barongsai (Tionghowa).
Coba sekarang kamu perhatikan peta
Indonesia berikut ini! Dapatkah kamu menghitung pulau - pulau yang ada di peta
tersebut?
Sesungguhnya,
banyak sekali pulau yang tidak tergambar dalam peta di atas. Negara kita
terdiri dari ribuan pulau. Menurut catatan, di Indonesia terdapat 17.508 pulau.
Sebanyak 11.808 pulau (67%) belum diketahui namanya. Jadi yang dikenal namanya
baru 33% atau 5.700 pulau. Ada pulau yang besar dan ada juga yang kecil. Pulau
- pulau itu membentang dari Sabang sampai Merauke. Karena itu, negara kita
disebut negara kepulauan. Mengapa disebut negara kepulauan? Karena negara kita
terdiri dari banyak pulau. Banyaknya jumlah pulau menjadi kekayaan bangsa
Indonesia.
Akibat
keadaan ini masyarakat Indonesia sangat beragam. Mari kita bahas bentuk -
bentuk keragaman yang ada di tanah air kita.
Sekarang
kita akan mengenal berbagai macam suku bangsa yang ada di lingkungan kita. Yang
dimaksud dengan lingkungan kita di sini adalah tetangga - tetangga kita di
rumah dan di sekolah. Kita mau belajar dari pengalaman Adi. Adi adalah
murid SD Nusa Bangsa. Ayah Adi bernama Pak Basuki. Ibunya bernama Ibu Dewi.
Keluarga Adi tinggal di sebuah perumahan di Jakarta Selatan. Ayah dan ibu Adi
berasal dari Yogyakarta. Jadi keluarga Adi adalah orang Jawa. Di perumahan itu,
keluarga Adi tidak tinggal sendirian. Ada banyak keluarga lain tinggal di
perumahan itu. Di sebelah kanan rumah Adi, tinggal keluarga Pak Simbolon. Di
sebelah kiri rumah Adi, tinggal keluarga Pak Thomas Watimena. Di depan rumah
Adi adalah rumah keluarga Pak Atep Sujana. Di sebelah rumah Pak Atep adalah
rumah keluarga Pak Rojali. Di sebelah kiri rumah Pak Rojali adalah rumah Pak
Nurdin Malarangeng. Di perumahan itu ada juga Pak Nyoman Ray Sukiartha, Pak
Yoseph Ricardo Mandagi, Pak Liem Swie King, Pak Anton Belau, dan Pak Tengku
Riyan. Ada juga tetangga Adi yang berasal dari India, namanya Pak Gandhi
Kapoor. Mereka semua adalah tetangga - tetangga Adi. Dari nama-namanya, kita
bisa menduga berasal dari suku apa tetangga - tetangga Adi. Pak Anton Simbolon
berasal dari Sumatera Utara. Simbolon adalah salah satu nama marga suku Batak.
Pak Samuel Watimena berasal dari Maluku. Pak Atep Sujana berasal dari Subang,
Jawa Barat. Pak Rojali berasal dari Betawi. Pak Nurdin Malarangeng berasal dari
Makasar, Sulawesi Selatan. Pak Nyoman Ray Sukiartha berasal dari Bali. Pak
Yoseph Ricardo Mandagi berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Pak Liem Swie King
berasal dari suku Tionghoa. Pak Anton Belau berasal dari Papua. Pak Tengku
Riyan berasal dari Aceh. Meskipun dari berbagai suku bangsa, mereka hidup rukun
sebagai tetangga. Mereka dapat bekerja sama dan saling membantu. Itulah
pengalaman Adi tinggal bersama dengan tetangga - tetangga yang berasal dari
berbagai macam suku bangsa.
Lingkungan
tempat tinggal Adi mencerminkan keadaan bangsa kita. Bangsa kita terdiri dari
bermacam - macam suku bangsa. Di Indonesia ini terdapat lebih dari 300 kelompok
suku bangsa. Dalam satu pulau saja, ada berberapa suku bangsa. Dapatkah kamu
menyebutkan suku - suku bangsa yang tinggal di Indonesia. Berikut ini contoh
suku bangsa yang ada di Indonesia.
- Suku Bangsa Aceh
- Suku Bangsa Batak
- Suku Bangsa Minangkabau
- Suku Bangsa Melayu
- Suku Bangsa Kubu
- Suku Bangsa Betawi
- Suku Bangsa Sunda
- Suku Bangsa Banten
- Suku Bangsa Baduy
- Suku Bangsa Jawa
- Suku Bangsa Madura
- Suku Bangsa Tengger
- Suku Bangsa Bali
- Suku Bangsa Sasak
- Suku Bangsa Sumba
- Suku Bangsa Bima
- Suku Bangsa Manggarai
- Suku Bangsa Bajawa
- Suku Bangsa Ende
- Suku Bangsa Rote
- Suku Bangsa Dayak
- Suku Bangsa Banjar
- Suku Bangsa Minahasa
- Suku Bangsa Bugis
- Suku Bangsa Toraja
- Suku Bangsa Ambon
- Suku Bangsa Ternate
- Suku Bangsa Papua
Suku
- suku bangsa yang disebutkan di atas baru sebagian kecil saja. Masih banyak
suku bangsa lain yang belum disebut. Coba kamu tambahkan sendiri nama - nama
suku bangsa yang belum disebut di sini!
Kita sudah mempelajari keragaman
suku bangsa di Indonesia. Tiap suku bangsa memiliki adat istiadat dan budaya
sendiri. Budaya dan adat istiadat daerah dapat kita jumpai dalam hidup sehari -
hari. Maka terbentuklah bermacam - macam adat istiadat dan budaya sendiri. Mari
kita bahas bentuk - bentuk keragaman budaya bangsa Indonesia dalam aspek -
aspek berikut.
a. Bahasa Daerah
Setiap
suku bangsa mempunyai bahasa daerah yang khas. Ada bahasa Jawa, bahasa
Minangkabau, bahasa Sunda, bahasa Batak, bahasa Madura, dan sebagainya.
Ada bermacam - macam adat istiadat.
Contohnya upacara adat yang dipakai waktu orang menikah, waktu orang
melahirkan, waktu orang meninggal, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kadang -
kadang, upacara - upacara ini dipadukan dalam agama yang dianut masyarakat.
Meskipun berbeda - beda, adat istiadat ini menunjukkan kekayaan budaya yang
sangat indah yang dimiliki bangsa Indonesia. Bagaimana dengan adat istiadat di
daerahmu? Coba ceritakan bagaimana upacara perkawinan atau kematian di
daerahmu. Bagaimana masyarakat di daerahmu menyambut kelahiran bayi,
menyelenggarakan upacara pemotongan rambut bayi, sunatan, dan sebagainya? Coba
ceritakan semuanya ini kepada teman - temanmu.
c. Bentuk Rumah Adat
Bentuk
rumah suku - suku bangsa yang ada di Indonesia juga bermacam - macam. Misalnya:
- Rumah adat Sumatera Barat disebut Rumah Gadang.
- Rumah adat Jawa Tengah dan Yogyakarta disebut Rumah Joglo.
- Rumah adat Sulawesi Utara disebut Rumah Pewaris.
- Rumah adat suku Toraja disebut Rumah Tongkanan.
- Rumah Betang di Kalimantan Tengah.
- Rumah Lobo di Sulawesi Tengah.
d. Kesenian Daerah
Ada bermacam-macam kesenian daerah, misalnya alat musik, tarian, lagu, dan seni pertunjukan. Berikut ini beberapa contoh alat musik daerah.
- Alat musik Gamelan (Jawa).
- Alat musik Kolintang (Minahasa).
- Alat musik Calung dan Angklung (Jawa Barat).
- Alat musik Sasando (Kupang).
- Alat musik Gambang Kromong (Betawi).
e. Pakaian Adat
Selain fungsi utamanya sebagai
penutup tubuh, pakaian juga menunjukkan budaya suatu daerah. Berbagai suku
bangsa memiliki pakaian tradisionalnya sendiri.
f. Senjata Tradisional
Setiap
daerah mempunyai senjata tradisionalnya sendiri - sendiri. Misalnya:
- Badik, Golok, Trisula, Keris, dan Tombak sering dipakai orang Betawi
- Rencong adalah senjata tradisional dari Aceh
- Kujang adalah senjata tradisional dari Jawa Barat
- Keris adalah senjata tradisional dari Jawa
- Makanan khas orang Betawi antara lain Gado - gado, Ketoprak, Nasi Uduk, dan Kerak Telor.
- Masyarakat Maluku memiliki makanan khas yang disebut Dabudabu Sesi.
- Masyarakat Yogyakarta memiliki makanan khas yang disebut Gudeg.
- Masyarakat Palembang memiliki makanan khas yang disebut Pempek.
- Masyarakat Sumatera Barat memiliki makanan khas yang disebut Rendang.
Setiap
daerah di nusantara ini memiliki berbagai lagu tradisional. Misalnya:
- Gambang Suling dan Ilir - ilir dari Jawa Tengah.
- Bubuy Bulan adalah lagu tradisional dari Jawa Barat.
- Injit - injit Semut adalah lagu tradisional dari Jambi.
- Sapu Tangan Bapuncu adalah lagu tradisional dari Kalimantan Selatan.
- Soleram adalah lagu tradisional dari Riau.
- Ampar - ampar Pisang dari Kalimantan Selatan.
- Kalayar dan Tumpi Wayu dari Kalimantan Tengah.
- Angin Mamiri dari Sulawesi Selatan.
- Apuse dan Yamko Rambe Yamko dari Papua
- Bungeng Jeumpa dari Nangroe Aceh Darussalam.
- Burung Tentiana dan O Ulate dari Maluku.
- Sinanggar Tulo dari Sumatera Utara.
- Kicir-kicir dan Keroncong Kemayoran dari Jakarta.
Masyarakat
kita adalah masyarakat yang majemuk. Disebut masyarakat majemuk karena
masyarakat kita berasal dari berbagai macam suku, agama, ras, dan budaya. Di
daerah kita, kita bisa menemukan beberapa suku bangsa yang ada di Indonesia.
Apa yang menyebabkan masyarakat menjadi masyarakat yang beragam? Masyarakat
menjadi beragam karena orang-orang dari berbagai daerah di Indonesia datang dan
menetap di suatu tempat. Mereka membawa kebudayaan dan adat istiadat mereka ke
tempat tinggal mereka yang baru. Hal-hal yang menyebabkan keragaman budaya di
suatu daerah antara lain adalah:
Agama
yang dianut warga masyarakat di antaranya adalah Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha, dan Konghucu. Selain agama - agama ini, masih banyak lagi aliran
kepercayaan.
Karena
masyarakat suatu daerah terdiri dari penduduk asli dan pendatang, maka adat
istiadatnya pun beraneka macam.
Warga
masyarakat ada yang lulusan Perguruan Tinggi, SLTA, SLTP, SD. Tetapi ada juga
yang tidak sekolah. Akibatnya masih ada yang buta huruf.
Ada
orang yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, pedagang, pelaut,
petani, buruh pabrik, pemulung. Tetapi ada juga yang pengangguran.
Kamu
sudah mempelajari beberapa bentuk keragaman bangsa Indonesia. Dalam keadaan
serba beragam itu, kita harus menjaga persatuan. Mengapa persatuan penting bagi
bangsa kita? Mari kita memulai membahasnya dengan kegiatan berikut!
Kamu pernah menonton lomba panjat pinang, bukan? Lomba tersebut biasa diadakan pada perayaan HUT Kemerdekaan RI. Kita bisa belajar arti persatuan dari lomba panjat pinang. Apa hikmah yang dapat kita petik? Berikut ini uraiannya. Peserta lomba akan mendapatkan hadiah jika bisa mencapai puncak. Namun, untuk mencapainya tidak mudah. Batang pinang sangat licin karena dilumuri minyak oli.
Kamu pernah menonton lomba panjat pinang, bukan? Lomba tersebut biasa diadakan pada perayaan HUT Kemerdekaan RI. Kita bisa belajar arti persatuan dari lomba panjat pinang. Apa hikmah yang dapat kita petik? Berikut ini uraiannya. Peserta lomba akan mendapatkan hadiah jika bisa mencapai puncak. Namun, untuk mencapainya tidak mudah. Batang pinang sangat licin karena dilumuri minyak oli.
Peserta
harus berjuang mati - matian untuk mendapatkan hadiah. Ini berarti untuk
mencapai tujuan diperlukan perjuangan. Peserta lomba dibagi dalam beberapa
kelompok. Anggota kelompok belum tentu dari golongan yang sama. Mungkin suku,
agama, pekerjaan, dan RT mereka berbeda - beda. Tapi tujuan mereka sama,
mencapai puncak dan mendapatkan hadiah. Bangsa Indonesia juga demikian. Bangsa
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa. Namun, bangsa Indonesia mempunyai
tujuan yang sama. Tujuannya adalah menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Kelompok mana yang bisa memenangkan lomba panjat pinang? Biasanya kelompok yang
bersatu dan bekerja sama. Mereka bersatu untuk mencapai puncak dan mendapatkan
hadiah. Mereka bekerja sama dan mengatur peran. Dengan cara tersebut kelompok
bisa mencapai puncak. Dari sana kita bisa mengerti arti penting persatuan.
Dengan persatuan kita bisa kuat. Dengan persatuan dan kerja sama kita bisa
mencapai tujuan. Ini sesuai dengan peribahasa “bersatu kita teguh, bercerai
kita runtuh.” Bangsa Indonesia juga bisa kuat dan jaya jika bersatu. Namun jika
tidak bersatu, kita akan lemah. “Bhinneka Tunggal Ika”. Ingat semboyan itu?
Kita
bisa menemukan semboyan itu di kaki burung Garuda Pancasila. Bhinneka Tunggal
Ika adalah semboyan negara kita. Apa arti semboyan Bhinneka Tunggal Ika?
Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda - beda tetapi tetap satu. Mengapa semboyan
itu dipilih oleh para pendiri negara kita? Semboyan itu sesuai dengan keadaan
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia dari berbagai suku bangsa. Akan tetapi,
bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan.
Seperti
yang sudah kamu pelajari, masyarakat Indonesia sangat beragam. Ada banyak suku,
bangsa, bahasa, adat istiadat, dan kesenian di Indonesia. Apakah karena
perbedaan - perbedaan itu kita harus saling bermusuhan? Bagaimana seharusnya
kita menyikapi semua bentuk keanekaragaman ini? Masih ingat lomba panjat pinang
di depan. Apa yang terjadi jika kelompok yang ikut lomba tidak bersatu? Pasti
mereka gagal mencapai tujuan, yakni kemenangan. Hadiah pasti tidak mereka
terima. Sebagai bangsa yang beragam, kita juga harus bersatu. Dengan bersatu
kita bisa mencapai tujuan. Tujuan yang ingin kita capai adalah masyarakat adil
dan makmur. Kita ingin mencapai kesejahteraan hidup secara bersama. Bagaimana
kita bisa bersatu sementara kita berbeda - beda? Kita bisa bersatu kalau kita
saling menghargai. Kita juga harus berani menerima perbedaan. Bagaimana cara
menghargai keragaman suku bangsa dan budaya? Caranya antara lain sebagai
berikut.
- Menerima dan menghargai suku, agama, budaya, dan adat istiadat orang lain.
- Ikut memelihara, melestarikan, dan mengembangkan tradisi dan budaya yang ada dalam masyarakat.
- Melakukan dialog antarsuku, agama, dan golongan. Dialog ini dapat mengurangi rasa saling curiga dan permusuhan.
- Tidak menganggap suku sendiri yang paling baik dan suku yang lain jelek.
- Tidak meremehkan dan menghina adat istiadat, kebiasaan, dan hasil kesenian suku bangsa lain.
- Menghormati suku, agama, budaya, dan adat istiadat orang lain.
- Kalau menjadi pemimpin masyarakat, kita harus melindungi semua golongan yang ada dalam masyarakat.